Kita adalah korban lek
Pertama kali join di grup Alumni SMPN1#97 rasa nya agak-agak gimana gitu. Seribu pikiran berkecamuk apakah teman yang udah lama gak pernah ketemu masih sama-sama ingat gak ya??? atau mereka sekarang udah berubah jadi Satria Baja Hitam, maksudnya mereka berbeda dengan yang dulu.
Rasa tidak tertarik dan keraguan yang muncul dalam hati, grup ini bakalan 'annoying'. Sejumlah grup yang udah diikuti terkesan membosankan, ada grup shopping online, grup sekantor, grup ini itu, tinggal grup 'manis manja grup' aja yang gak diikutin.
Secara pribadi, saya cuma butiran deterjen ( kata Doni ) dan juga seorang emak rempong yang urusan nya bukan hanya chatting di medsos, kerjaan menumpuk dari sumur, dapur dan kasur everyday.
Dua hari pertama, notifikasi yang masuk sedikit mengganggu, setting notifikasi di 'silent' kan.
Si 'kepo' datang, apa sih yang di obrolin ma mereka, gak cape' tu jempol dua hari dua malam chatting non stop. Ngintip dikit obrolan nya, seketika terlena sambil senyum-senyum sendiri baca chatting yang begitu panjang. Seperti ada magnet untuk komen dan 'say hello' sama teman-teman. Kangen juga dengan masa putih biru itu.
Si 'kepo' datang, apa sih yang di obrolin ma mereka, gak cape' tu jempol dua hari dua malam chatting non stop. Ngintip dikit obrolan nya, seketika terlena sambil senyum-senyum sendiri baca chatting yang begitu panjang. Seperti ada magnet untuk komen dan 'say hello' sama teman-teman. Kangen juga dengan masa putih biru itu.
Melihat satu persatu anggota grup, tiba-tiba senang luar biasa tak terkira seolah menang undian dapat hadiah satu unit mobil.
melihat nama nya ada di daftar anggota grup. Dia, teman ku yang dicari-cari sekian lama, udah nyari sampai ke dasar lautan gak ketemu-ketemu, wong dia nya di rumah, ya gak ketemu nyari di dasar lautan.
melihat nama nya ada di daftar anggota grup. Dia, teman ku yang dicari-cari sekian lama, udah nyari sampai ke dasar lautan gak ketemu-ketemu, wong dia nya di rumah, ya gak ketemu nyari di dasar lautan.
Senangnya bisa ketemu juga di dunia maya ini. Dia adalah Kiki Roro Ningsih, teman mulai dari SD sampai SMA, kebetulan dulu rumah kami berdekatan dan pertemanan kami sempat putus nyambung.
Sejak bergabung di grup WA yang pertama kali dibuat sang admin, Doni sekitar tanggal 19 September 2016 lalu memberi kesan hari-hari semakin seru. Ketemu teman lama, cerita nostalgia masa-masa putih biru di SMPN 1 Takengon kadang-kadang bahas urusan 17 tahun ke atas juga, kita kan 17 tahun kesamping cyiinnn hingga bahas yang gak penting agar tetap terus komunikasi.
Hari demi hari terlewati, seakan hidup penuh warna join di grup ini (ceiii elahhhh...), sehari tanpa grup ini bagai ambulance tanpa uwiwww..uwiwww..hahayyy.
Kalo lagi suntuk dan gak ada kerjaan, nimbrung aja di grup. Kita pun semakin akrab dan gak ada lagi dusta di antara kita.
Kalo lagi suntuk dan gak ada kerjaan, nimbrung aja di grup. Kita pun semakin akrab dan gak ada lagi dusta di antara kita.
Kadang-kadang ketawa sendiri, asyik dengan chatting, lupa kalo ada orang di samping hehe..
Komen seenak jidat dan seenak jempol mau ngetik apa yang penting Loe Gw senang.
Komen seenak jidat dan seenak jempol mau ngetik apa yang penting Loe Gw senang.
Selain itu, kita juga dapat bahasa dan istilah baru. Yang cowok punya bahasa tersendiri kalo komen di grup, si Velly dan followers sejati nya, Sastra dan Tari setiap komen mereka menggunakan bahasa ABG dan keyword "lek", "lagi apa lek, di mana lek, icha uga (bisa juga-red), achi (sah-red) gitu lek, kita korban lek", hanya orang-orang beriman saja yang mengerti bahasa tersebut.
Tiap hari kata-kata itu yang hadir di chatting, lama kelamaan kami mengerti maksud dari bahasa tersebut. Beberapa dari cewek nya, aku, Sri n Eri jadi terkontaminasi menggunakan bahasa itu, ternyata sensasi nya luarrr biasa . Kayak digelitik, perut sampai keram nahan ketawa kalo kita udah pake bahasa gituan..
Apalagi kalo Kiki dan Emi udah show on di grup, terbahak-bahak baca komentar nya.
Disusul lagi hadirnya si Raja Arab, Herman Tanjung membuat grup semakin cetar membahana. Chatting nya Herman gak pernah kalah sama emak-emak nya, walaupun udah dibully sampai titik darah penghabisan, Herman tetap bertahan dan tidak menyerah. Nasib baik Herman, jarak antara Banda Aceh dan Arab sangat jauh, andaikan dekat, Kiki dan Emi udah gak sabar mau jambak mulut nya Herman .
Disusul lagi hadirnya si Raja Arab, Herman Tanjung membuat grup semakin cetar membahana. Chatting nya Herman gak pernah kalah sama emak-emak nya, walaupun udah dibully sampai titik darah penghabisan, Herman tetap bertahan dan tidak menyerah. Nasib baik Herman, jarak antara Banda Aceh dan Arab sangat jauh, andaikan dekat, Kiki dan Emi udah gak sabar mau jambak mulut nya Herman .
Sampai hari ini, kita semakin akrab walaupun chattingan kita agak sedikit sadis tapi itu hanya sebatas candaan dan 'don't try this at home' yahhh. Dilubuk hati yang paling dalam sebenarnya kita saling menghargai satu dengan yang lainnya dan dengan cara itu membuat kita semakin akrab dan dekat. Itulah seru nya grup ini, setiap hari kita merasa happy tanpa beban.
Akibat dari grup SMPN1#97 ini kita semua adalah korban lek..., korban dari kebersamaan kita.
Aku bahagia bisa menjadi bagian dari kalian. Salam 97...
Aku bahagia bisa menjadi bagian dari kalian. Salam 97...
by : Yuli Fitrilia
To be continue di edisi reuni..
0 komentar:
Posting Komentar